Jatim Tegaskan Komitmen Jadi Pusat Ekonomi dan Keuangan Syariah Nasional
SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono menegaskan komitmen Jatim untuk menjadi pusat ekonomi dan keuangan syariah nasional. Dimana Jatim memiliki populasi penduduk Muslim mencapai lebih dari 90 persen, dengan jumlah Ponpes mencapai lebih dari 6 ribu, dan jumlah masjid sekitar 51 ribu.
"Berbagai keunggulan dan potensi tersebut menjadi titik awal bagi perkembangan ekonomi syariah yang lebih signifikan di masa depan, khususnya di Jawa Timur," kata Adhy, Sabtu (14/9/2204).
Selain itu, lanjut Adhy, Jatim juga meneguhkan posisi sebagai pusat ekosistem industri halal nasional. Di antaranya, fasilitas sertifikasi halal produk, pengembangan pondok pesantren melalui program One Pesantren One Product (OPOP), program East Java Halal Industri Festival hingga program pameran produk unggulan Jawa Timur.
Adhy melanjutkan, banyaknya infrastruktur halal yang tersedia di Jawa Timur serta adanya Kawasan Industri Halal juga berkontribusi terhadap akselerasi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
"Keberadaan Kawasan Industri Halal (KIH) di Sidoarjo sebagai KIH pertama dan terbesar di Indonesia semakin memantapkan peran Jatim sebagai pusat ekonomi dan keuangan syariah di nasional," ujarnya.
Adhy juga mengungkakan solidnya kinerja ekonomi Jawa Timur yang ditopang perkembangan tren positif ekonomi syariah. Dimana pangsa penyaluran pembiayaan perbankan syariah terhadap total kredit perbankan Jawa Timur yang tercatat hanya 6 persen pada 2019, meningkat menjadi 7,7 persen pada triwulan II 2024.
"Ini juga didorong penyaluran pembiayaan perbankan syariah di Jawa Timur yang tercatat tinggi yakni tumbuh sebesar 12,4 persen (YOY) pada Juli 2024. Lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit umum di Jawa Timur yang hanya 4,7 persen (YOY)" ucapnya.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Destry Damayanti mengatakan, pihaknya mengutamakan sinergi dan kerja sama dari berbagai stakeholder untuk mengembangkan pasar syariah khususnya keuangan syariah.
"Pertumbuhan ekonomi syariah harus inklusi dan bermasalah yakni bermanfaat untuk sesama. Bisnis model syariah harus ada impact-nya. Inilah keunggulannya," ujar Destry.