Home > Iptek

Dua Peneliti Muda Asal Surabaya Raih Penghargaan Bergengsi di Ajang BIICC 2025

Merancang sistem energi berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara
Ezekiel Shawn Wondo dan Numa Fathun Nizar
Ezekiel Shawn Wondo dan Numa Fathun Nizar

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Dua pelajar asal Surabaya, Ezekiel Shawn Wondo dan Numa Fathun Nizar, mengukir prestasi membanggakan pada ajang Borneo International Innovation Creativity Competition (BIICC) 2025 yang digelar di Kuching, Sarawak, Malaysia pada 26 hingga 30 Juni 2025.


Pada kompetisi yang mempertemukan ratusan inovator dan pendidik muda dari berbagai negara ini, kedua peneliti muda ini menampilkan penelitian yang berfokus pada dua tujuan pembangunan berkelanjutan PBB, SDG 7 (energi bersih) dan SDG 13 (aksi iklim).


"Proyek kami ini untuk menjawab tantangan krusial dan merancang sistem energi berkelanjutan untuk Ibu Kota Nusantara," kata Ezekiel, Jumat (18/7/2025).


Mewakili Sekolah Ciputra Surabaya, Ezekiel Shawn Wondo dan Numa Fathun Nizar membawa pulang sejumlah penghargaan, yakni medali emas, platinum award (trophy) dan kenyalang gand award (trophy).


Ezekiel berpendapat, keberhasilan Ibu Kota Nusantara bergantung pada infrastruktur berkelanjutan, terutama energi. Kedua tujuan dari penelitiannya tersebut saling terkait.


"Karena transisi menuju energi bersih dan terbarukan merupakan kunci untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dan mengatasi perubahan iklim," ujarnya.


Numa Fathun Nizar menambahkan, sebagai ibu kota baru Indonesia, Ibu Kota Nusantara menawarkan konteks pengembangan yang unik bagi jaringan mikro terdesentralisasi.


"Teknologi surya dan angin telah matang, tetapi penerapannya di wilayah-wilayah berkembang masih terbatas," ucapnya.


Pada riset ini, disebutkan bahwa keterbatasan sumber daya dan investasi merupakan tantangan dalam merancang jaringan mikro terbarukan di Ibu Kota Nusantara.


Studi ini mengembangkan model Pemrograman Linear Integer Campuran (MILP) untuk desain dan operasi yang optimal serta menilai kelayakan ekonominya.


"Kami menggunakan data iradiasi surya dan kecepatan angin NREL 2020, profil beban datar dan landai, serta biaya unit untuk panel PV, turbin angin, dan baterai," kata dia.


Ia berharap proyek ini dapat terus dikembangkan menjadi solusi yang aplikatif dan bermanfaat, khususnya untuk wilayah-wilayah berkembang seperti Ibu Kota Nusantara.


"Dalam jangka panjang, kami ingin mewujudkan web-based platform yang memungkinkan masyarakat, pemerintah daerah, atau institusi pendidikan untuk melakukan simulasi desain microgrid terbarukan yang hemat biaya dan ramah lingkungan," ujarnya.

× Image