Home > Umum

Bayi Baru Lahir Di Surabaya Diwajibkan Tes Darah, Apa Tujuannya?

Program ini wajib dilakukan pada semua bayi baru lahir dengan usia 48-72 jam
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina
Kepala Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Nanik Sukristina

SURABAYA -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya bekerja sama dengan beberapa rumah sakit dan Puskesmas di Kota Pahlawan untuk melaksanakan program tes darah bayi, atau dikenal sebagai Skrining Hipotiroid Kongenital (SHK).

Kepala Dinkes Kota Surabaya, Nanik Sukristina menjelaskan, program ini wajib dilakukan pada semua bayi baru lahir dengan usia 48-72 jam. Program tersebut dijalankan dengan mengambil sampel darah dari tumit bayi.

Tujuannya adalah untuk melakukan deteksi dini kelainan hormon tiroid yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Dengan deteksi dini tersebut, Pemkot Surabaya dapat dengan cepat melakukan intervensi.

"Tes darah ini diharapkan bisa mendeteksi secara dini gangguan tumbuh kembang bayi. Bila terdeteksi ada kelainan, intervensi dapat dilakukan lebih dini, sehingga gangguan dapat diminimalisir," kata Nanik, Ahad (23/6/2024).

Nanik menegaskan komitmen Pemkot Surabaya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan, terutama bagi anak-anak. Di antara langkah yang diambil adalah dengan mengaktifkan kembali Puskesmas Pembantu (Pustu) di setiap kelurahan.

"Pustu ini membina Posyandu Keluarga yang melayani skrining untuk anak-anak hingga lansia. Dengan mendekatkan layanan, masyarakat diharapkan lebih mudah melakukan deteksi dini kesehatannya. Prinsipnya, tidak menunggu sakit baru berobat," ujar Nanik.

Joris, dari Yayasan Embun Surabaya yang biasa menangani anak-anak korban HIV, mengapresiasi program yang dijalankan Pemkot Surabaya. Skrining tersebut, kata Joris, akan membantu bayi mendapatkan penanganan yang tepat dan dini.

"Namun, informasi pribadi tentang kondisi bayi harus tetap dilindungi untuk menghindari stigma," ucap Joris.

Apresiasi yang sama juga diutarakan Isa Ansori, dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Jawa Timur. Ia mengatakan, program tersebut semakin menegaskan komitmen Surabaya sebagai Kota Layak Anak.

"Program ini menunjukkan bahwa Surabaya melindungi anak-anak dari gangguan tumbuh kembang sejak bayi," kata Isa.

× Image