Perkuat Digitalisasi Rumah Sakit, Bank Jatim Tandatangani Kerja Sama dengan RSUD dr. Soetomo
SURABAYA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) menandatangani Perjanjian Kerja Sama dengan RSUD dr. Soetomo Surabaya. Perjanjian yang diteken tentang layanan jasa keuangan dalam rangka pelayanan transaksi keuangan melalui Soetomo Digipay dan Simpra RSUD dr. Soetomo.
Soetomo Digipay adalah aplikasi pembayaran yang meliputi SKN, RTGS, ID Biling, VA, dan pembayaran lainnya dari RSUD dr. Soetomo yang terkoneksi dengan jaringan Bank Jatim melalui IP yang telah disepakati kedua belah pihak. Adapun Simpra atau Sistem Informasi Pendapatan dan Realisasi Anggaran adalah aplikasi back office untuk penatausahaan transaksi pendapatan RSUD dr. Soetomo yang meliputi SKN, RTGS, QRIS, VA, dan penerimaan pendapatan lainnya yang terkoneksi dengan jaringan Bank Jatim.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menjelaskan, tujuan dari perjanjian ini adalah untuk mempercepat dan mempermudah proses transaksi keuangan antara RSUD dr. Soetomo dan Bank Jatim, khususnya untuk pembayaran keuangan dan aktivitas keuangan rumah sakit lainnya kepada RSUD dr Soetomo melalui fasilitas Soetomo Digipay dan Simpra.
"Kolaborasi ini merupakan bukti konkret komitmen Bank Jatim untuk terus memperluas layanan digitalisasi guna memberikan nilai tambah bagi masyarakat Jawa Timur. Ini juga sebagai wujud upaya mendukung transformasi digital yang sedang berlangsung di berbagai sektor, termasuk bidang kesehatan," kata Busrul.
Ruang lingkup perjanjian ini adalah pemberian layanan jasa keuangan oleh Bank Jatim kepada RSUD dr. Soetomo yang meliputi banyak hal. Seperti kegiatan penarikan atau pembayaran Giro dengan menggunakan Soetomo Digipay dan kegiatan penarikan data rekening koran Bank Jatim secara real time atas transaksi penerimaan pendapatan rumah sakit yang terkoneksi dengan aplikasi Simpra.
Bank Jatim juga memberikan layanan Customer Self Service (CSS) sebagai salah satu sarana monitoring rekening dana. Penandatanganan kerja sama ini, kata Busrul, sejalan dengan komitmen perseroan untuk terus menjadi mitra finansial utama pilihan nasabah melalui layanan digital yang andal dan reliable.
"Dengan adanya sinergitas antara Bank Jatim dengan RSUD dr. Soetomo ini, kami berharap dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap efisiensi dan efektivitas operasional rumah sakit," ujar Busrul.
Busrul optimistis langkah digitalisasi ini akan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan mutu pelayanan kesehatan serta efisiensi operasional RSUD dr. Soetomo. Kerja sama yang dilakukan tersebut, lanjut Busrul, sebagai salah satu langkah adaptif Bank Jatim dalam upaya memperluas kemudahan layanan perbankan serta mendorong akselerasi inklusi keuangan melalui ekosistem pembayaran digital yang andal.
Direktur RSUD dr. Soetomo Cita Rosita Sigit menyampaikan, transformasi digital ini sebagai inovasi layanan publik yang sudah menjadi sebuah kebutuhan. Inovasi digital yang dilakukan sangat bermanfaat dari sisi penyederhanaan alur, efisien, transparan, dan akuntabel.
"Aspek inovasi keuangan pada sisi pendapatan rumah sakit sebagai BLUD yaitu kami terus berupaya mendukung Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD)" ucapnya.
Selain penyediaan fasilitas transaksi non tunai berupa QRIS, Mesin EDC, Transfer, lanjut Cita, pihaknya bersama Bank Jatim juga berkolaborasi menyediakan kartu digital payment yaitu Soetomo Virtual Account Payment (S-TAPay). Kartu ini untuk memfasilitasi pembayaran dari pasien umum di RS yang masih belum terbiasa menggunakan cashless atau pola budaya masyarakat belum semua terbiasa menggunakan cashless.
Cita berharap, dengan transformasi digital terintegrasi ini, RSUD dr. Soetomo dapat mengelola informasi dengan lebih baik dan juga memastikan bahwa semua proses operasional berjalan dengan lebih efisien dan terkoordinasi serta dapat dimonitoring secara real time.
Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono menyampaikan, di tengah kemajuan teknologi digital, industri kesehatan dituntut untuk terus beradaptasi dengan teknologi informasi yang makin berkembang. Baik dari layanan medis, administrasi, maupun akuntabilitas keuangannya.
"Ini kegiatan sangat penting, karena memang tantangan zaman saat ini sudah digital. Seluruh layanan birokrasi dan publik harus sudah memanfaatkan teknologi digital dan elektronifikasi," kata dia.