Home > Senggang

Pakar Imunologi Unair Ungkap Penyebab Lonjakan Kasus HIV/ AIDS pada Usia Produktif

Sepanjang Januari hingga Oktober 2024, tercatat ada 243 pasien aktif HIV/ AIDS di Surabaya
Pakar Imunolog Unair Agung Dwi Wahyu
Pakar Imunolog Unair Agung Dwi Wahyu

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Pakar Imunologi Universitas Airlangga (Unair) Agung Dwi Wahyu Widodo menyoroti tingginya kasus Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) pada kalangan usia produktif di Surabaya.


Sepanjang Januari hingga Oktober 2024, tercatat ada 243 pasien aktif HIV/ AIDS di Surabaya yang melakukan antiretroviral therapy (ART) dimana kalangan usia produktif mendominasi.


Agung menjelaskan, salah satu faktor utama penyebab tingginya kasus HIV/ AIDS pada usia produktif adalah perilaku drug use dan free sex.


"Salah satu faktornya adalah penyebaran oleh pengguna obat-obatan (drug use) yang menular lewat injeksi jarum suntik. Selain itu, juga dapat menyebar lewat perilaku free sex," kata Agung, Rabu (13/11/2024).


Agung menjelaskan, HIV adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh manusia. Sedangkan AIDS merupakan sindrom yang muncul karena menurunnya kekebalan tubuh akibat infeksi HIV.


Agung menjelaskan, dalam aspek mikrobiologi, virus HIV-1 memiliki sifat laju penularan yang tinggi, sehingga dapat mudah menyebar termasuk di Indonesia.


"HIV-1 merupakan retrovirus yang lebih berat, namun mudah menular," ujarnya.


Dalam aspek imunologi, Agung memaparkan, HIV/ AIDS menyerang sel CD4 dalam sistem kekebalan tubuh hingga melemahkan sistem imun. Respon sistem imun dalam menghadapi infeksi HIV antara pasien usia produktif dan lainnya sama.


Agung melanjutkan, penularan HIV/ AIDS dapat tersebar melalui kontak cairan tubuh yang terinfeksi. Drug use dan free sex menjadi sorotan Agung sebagai jalur utama penyebaran maraknya kasus HIV/ AIDS pada usia produktif.


"Drug use sangat berbahaya. Mereka menggunakan obat golongan morfin yang dapat memicu pertumbuhan virus HIV ini lebih cepat. Belum lagi dengan jarum suntik yang mereka pakai bergantian," ujar Agung.


Agung mengungkapkan, satu virus HIV pada saat berpindah ke tempat lain akan mengalami proses mutasi dan proses glikosilasi. Ini merupakan dua mekanisme yang membantu HIV untuk bertahan dalam tubuh, menghindari respons imun, dan tetap menular meskipun dalam kondisi yang berbeda.


"Hal ini tidak kalah penting dan menunjukkan proses penyebaran yang cukup berbahaya pada kalangan usia produktif," ucapnya.


Untuk mencegah lonjakan kasus HIV/ AIDS pada kalangan usia produktif, Agung menyarankan strategi pencegahan efektif. Upaya yang bisa dilakukan sedini mungkin adalah dengan memberikan edukasi dan informasi yang benar terkait cara mencegah HIV/ AIDS.


"Khususnya pada gen Z, mahasiswa, dan usia produktif. HIV/ AIDS kita bisa cegah dengan kampanye ABC," kata dia.


Agung menjelaskan, kampanye ABC terdiri dari abstinence, yakni sikap berhenti atau menahan aktivitas seksual, terutama pada masyarakat yang belum menikah. Kemudian be faithful atau setia, menekankan kesetiaan pada mereka yang telah berpasangan. Terakhir adalah condom.


"Kampanye penggunaan condom, bukan berarti kita mengajarkan sesuatu yang tidak benar (melegalkan seks bebas)" ujarnya.

× Image