Sebanyak 15.086 Warga Binaan Jatim Diusulkan Dapat Remisi Idulfitri, Kasus Narkotika Mendominasi

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Kakanwil Ditjenpas Jatim, Kadiyono mengungkapkan, ada 15.086 warga binaan beragama Islam di wilayah setempat yang diusulkan memperoleh remisi khusus Lebaran Idulfitri 2025.
Pengurangan masa pidana ini sebagai bentuk penghargaan kepada warga binaan yang telah menunjukkan perubahan dengan berperilaku positif dan menjauhi pelanggaran selama menjalani masa pidana.
"Pengusulan remisi khusus Idulfitri juga merupakan bentuk upaya pembinaan untuk mempersiapkan narapidana kembali ke masyarakat dengan baik," kata Kadiyono, Minggu (23/3/2025).
Kadiyono berharap, pengusulan remisi ini dapat meningkatkan motivasi narapidana untuk mengikuti program pembinaan di Lapas. Hal ini penting untuk mempersiapkan narapidana kembali ke masyarakat dengan baik.
"Selain itu, juga diharapkan dapat mengurangi beban lembaga pemasyarakatan di Jatim yang mengalami over kapasitas hunian hingga 105 persen," ujar Kadiyono.
Kadiyono melanjutkan, jumlah warga binaan yang diusulkan mendapatkan remisi tahun ini sekitar 75 persen dari jumlah keseluruhan warga binaan yang berstatus sebagai narapidana.
"Saat ini ada 27.592 warga binaan kami. Sebanyak 20.063 berstatus sebagai narapidana, dan sisanya masih sebagai tahanan," ucap Kadiyono.
Warga binaan yang diusulkan mayoritas masih harus menjalani sisa masa pidananya. Jika nanti disetujui oleh Ditjen Pemasyarakatan, diperkirakan ada sekitar 81 warga binaan yang bisa langsung bebas.
Warga binaan yang diusulkan mendapat remisi tersebut terdiri dari pelaku tindak pidana umum dengan jumlah 7.612 orang, dan tindak pidana khusus 7.474 orang.
Jika dirinci, warga binaan kasus narkotika memang mendominasi usulan remisi dengan 7.235 orang. Disusul dengan warga binaan kasus korupsi sebanyak 184 orang. Kemudian ada 20 warga binaan kasus illegal logging dan empat warga binaan kasus terorisme yang diusulkan mendapat remisi.
"Hasil finalnya masih harus menunggu surat keputusan dari Dirjen Pemasyarakatan," kata Kadiyono.