Home > Ekonomi

Diskop Jatim Tingkatkan Kapasitas Manajerial Pelaku Usaha di Lingkungan Pesantren

Potensi pengembangan ekonomi berbasis pesantren di Jatim sangat menjanjikan
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Endy Alim Abdi Nusa (kiri) memberikan sambutan dalam Workshop Manajerial Fasilitasi Penguatan Usaha bagi anggota OPOP. Foto: Dinas Koperasi dan UKM Jatim
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Endy Alim Abdi Nusa (kiri) memberikan sambutan dalam Workshop Manajerial Fasilitasi Penguatan Usaha bagi anggota OPOP. Foto: Dinas Koperasi dan UKM Jatim

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur menggelar Workshop Manajerial Fasilitasi Penguatan Usaha bagi anggota One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur.
Workshop diikuti 50 anggota OPOP dari berbagai pondok pesantren di Jawa Timur dengan menghadirkan beberapa narasumber profesional di bidangnya.


Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur, Endy Alim Abdi Nusa menjelaskan, workshop tersebut digelar untuk meningkatkan kapasitas manajerial pelaku usaha di lingkungan pesantren agar lebih profesional, kompetitif, dan berkelanjutan dalam mengelola usaha.


"Melalui kegiatan ini pesantren diharapkan mampu mengoptimalkan perannya sebagai pusat pemberdayaan ekonomi umat," kata Endy.


Endy melanjutkan, kegiatan tersebut juga bertujuan untuk meningkatkan kompetensi manajerial, mendorong inovasi produk, memperkuat jejaring usaha, dan mendukung kemandirian ekonomi pesantren.


"Termasuk juga workshop untuk menunjang dan mendukung rencana kerja OPOP periode 2025 hingga 2030," ujarnya.


Ia menjelaskan, program OPOP memang merupakan salah satu program strategis Pemprov Jatim dalam rangka mendorong kemandirian ekonomi pesantren serta memperkuat peran pesantren dalam pembangunan daerah.


Endy mengungkapkan, dari 22.039 koperasi aktif di Jatim, terdapat 626 koperasi pondok pesantren aktif dengan jumlah anggota 85.472 ribu dan volume usaha mencapai Rp 870,78 miliar.


"Ini menunjukkan potensi yang cukup menjanjikan bagi perkembangan ekonomi berbasis pesantren di Jatim, terutama dalam menjawab tantangan Indonesia sebagai pusat industri halal di Asia Tenggara bahkan di dunia," ucapnya.


Menurutnya, usaha OPOP harus dilakukan secara terintegrasi, baik dari aspek manajerial, produksi, pemasaran, hingga digitalisasi. Artinya, diperlukan kolaborasi lintas sektor, termasuk dengan dunia usaha, perbankan, serta lembaga pelatihan dan pendidikan, agar ekosistem usaha OPOP terus tumbuh dan berkelanjutan.


"Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim siap menjadi jembatan sinergi untuk mendorong peningkatan kualitas produk, akses pembiayaan, dan perluasan pasar, baik di dalam maupun luar negeri," kata dia.

× Image