Teliti Energi Terbarukan, Periset Muda Surabaya Sabet Medali Emas ISRC 2025

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Periset muda asal Surabaya, Ezekiel Shawn Wondo berhasil menyabet medali emas dan grand award pada ajang Indonesia Student Research Competition (ISRC) 2025 yang berlangsung di Bandung pada 24 hingga 27 april 2025.
Ezekiel merupakan satu dari 512 peserta dari berbagai provinsi di Indonesia yang mengikuti kompetisi tingkat nasional tersebut.
Pada penelitiannya, Ezekiel memilih topik terkait renewable energy atau energi terbarukan dengan judul 'Mathematical Approach to Sustainability: Modelling and Feasibility Study of Renewable Energy via Mixed Integer Linear Programming.'
"Dari kompetisi ini, saya mendapat medali emas dan grand award yang hanya diberikan kepada satu orang di setiap kategori," kata Ezekiel.
Ezekiel menjelaskan, untuk mengikuti kompetisi bergengsi tersebut, ia terlebih dahulu harus mengirimkan research paper. Dari 500-an lebih peserta, kemudian dipilih 60 terbaik.
"Ada tiga kategori. Saya mengikuti teknik dan teknologi jenjang SMA. Dua lainnya, sosial dan science," ujarnya.
Ia melanjutkan, penelitian yang dilakukan berfokus pada upaya meningkatkan fisibilitas energi terbarukan. Ia pun menegaskan keinginannya memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mengurangi dampak buruk bagi lingkungan.
Ezekiel menjelaskan, riset yang dilakukan berkaitan tentang optimalisasi sistem listrik. Yakni dengan menggunakan renewable energi atau energi terbarukan untuk mengurangi listrik dari jaringan utama.
Model ini menggunakan MILP (Mixed Integer Linear Programming) dengan lokasi yang dipilih di Sintang, Indonesia.
"Yang melatarbelakangi (penelitian) saya adalah permasalahan lingkungan, tetapi yang saya lihat adanya peluang energi terbarukan yang menggunakan microgrid. Yang terdiri dari panel surya dan turbin angin," ucapnya.
Energi terbarukan yang dimanfaatkan Ezekiel adalah solar irradiasi matahari dan kecepatan angin. Adapun, tantangan yang ditemui dalam riset ini adalah jumlah irradiasi dan kecepatan angin yang berbeda-beda setiap harinya.
"Misalnya hari ini mendapat 10 energi dari microgrid, tetapi kebutuhannya hanya 5. Nah sisa lima bisa dimasukan ke baterai untuk dipakai malam hari. Begitu pula jika hari berikutnya dari renewable energi cuma 3 tapi kebutuhan 5 jadi ambil dari jaringan utama 2. Jadi meminimalkan penggunaan dari jaringan utama, economical friendly," kata dia.
Ezekiel meyakini, hasil riset ini dapat diaplikasikan di seluruh daerah di Indonesia, tidak terbatas pada kawasan Sintang.
Ezekiel mengatakan, peserta yang terpilih mendapatkan grand award pada kompetisi tersebut akan diajukan untuk mengikuti kompetisi di tingkat internasional. Tentunya, akan terlebih dahulu mendapatkan pelatihan serta memperdalam risetnya, sebelum mewakili Indonesia di ajang internasional.
Ezekiel berharap, semangat inovasi dari penelitiannya dapat menjadi salah satu batu loncatan bagi kemajuan bangsa.
"Untuk mewujudkan Indonesia yang lebih sejahtera, berdaya saing tinggi, dan bermartabat di mata dunia melalui pemanfaatan energi yang bersih dan berkelanjutan," kata dia.
Ia juga berharap dapat menginspirasi remaja Indonesia lainnya untuk turut serta dalam mengembangkan inovasi dan solusi masa depan.
"Karena kita semua memiliki peran penting dalam membentuk Indonesia yang lebih baik di masa depan," ucapnya.
ISRC merupakan ajang kompetisi nasional yang menitikberatkan pada penelitian ilmiah dan inovasi bagi pelajar tingkat SMP, SMA, dan sederajat dari seluruh Indonesia.
Kompetisi ini diselenggarakan oleh Indonesia Scientific Society (ISS) dengan dukungan SEAMEO Qitep in Science (SEAQIS) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek).
Kompetisi ini bertujuan untuk menumbuhkan semangat riset dan inovasi di kalangan generasi muda, terutama dalam bidang sains, teknik, dan humaniora.