Home > Ekonomi

BI Sebut Transaksi Ekonomi Digital Meningkat Pesat, QRIS Jadi Pendorong Utama

Kontribusi Gen Z mencapai 27 persen
Deputi DKSP BI, Himawan Kusprianto memaparkan perkembangan transaksi ekonomi digital pada Capacity Building dan Media Gathering 2025 yang digelar KPw BI Jatim di The Alana Hotel Malang, Jalan Ahmad Yani nomor 12, Blimbing, Kota Malang, Jumat (18/7/2025). FOTO: Dadang Kurnia
Deputi DKSP BI, Himawan Kusprianto memaparkan perkembangan transaksi ekonomi digital pada Capacity Building dan Media Gathering 2025 yang digelar KPw BI Jatim di The Alana Hotel Malang, Jalan Ahmad Yani nomor 12, Blimbing, Kota Malang, Jumat (18/7/2025). FOTO: Dadang Kurnia

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Deputi Direktur Departemen Kebijakan Sistem Pembayaran (DKSP) Bank Indonesia, Himawan Kusprianto mengatakan, akselerasi transaksi ekonomi digital di Indonesia berkembang cukup pesat dalam lima tahun terakhir.


Transaksi ekonomi digital di Indonesia sepanjang 2025 tercatat mencapai Rp 37 miliar. Meningkat hampir lima kali lipat dibanding transaksi ekonomi digital di sepanjang 2020 2020 yang hanya Rp 8 miliar.


Himawan mengungkapkan, selain masifnya sosialisasi, faktor lain yang juga mendorong peningkatan transaksi ekonomi digital di Indonesia adalah pandemi Covid-19. Dimana saat itu masyarakat memang dibatasi untuk menjalani aktivitas kontak fisik.


"Akselerasi digitalisasinya Alhamdulillah pesat. Ada faktor lain yaitu pandemi Covid-19 yang ternyata men-triger. Sebelumnya jualan QRIS susah," kata Himawan di sela Capacity Building dan Media Gathering 2025 yang digelar KPw BI Jatim di The Alana Hotel Malang, Jalan Ahmad Yani nomor 12, Blimbing, Kota Malang, Jumat (18/7/2025).


Himawan menjelaskan, di antara instrumen transaksi digital yang ada di Indonesia, QRIS menjadi pilihan utama. Menurut Himawan, perkembangan QRIS sangat akseleratif sejak pandemi Covid-19 hingga saat ini, karena kemudahan penggunaan dan penetrasi mobile phone yang makin masif.


"QRIS juga menjadi fondasi digital terutama bagi segmen UMKM yang saat ini mendominasi dengan porsi 93 persen," ujarnya.


Himawan mengungkapkan, jumlah pengguna QRIS hingga awal 2025 tercatat mencapai 56,28 juta dengan jumlah merchant QRIS sebanyak 38,1 juta, dan jumlah EDC sebanyak 2,3 juta.


Jika dilihat berdasarkan kelompok umur, lanjut Himawan, generasi Z merupakan pengguna terbanyak QRIS dengan kontribusi mencapai 27 persen. Kemudian disusul generasi milenial dengan kontribusi 25,87 persen, generasi X dengan kontribusi 21,88 persen, baby boomer dengan kontribusi 11,56 persen, dan generasi alpha dengan kontribusi 10,88 persen.


Kepala KPw BI Provinsi Jawa Timur, Ibrahim menambahkan, pihaknya tidak pernah menyangka perkembangan penggunaan QRIS akan secepat ini. Cepatnya perkembangan transaksi menggunakan QRIS menurutnya menunjukkan bahwa inovasi tersebut benar-benar bisa diterima masyarakat dengan baik.


"Lima tahun lalu kita gak menyangka bahwa QRIS cepat sekali popularitasnya. Lebih dari 50 juta pengguna hanya membutuhkan waktu lima tahun itu luar biasa," ucapnya.

× Image