Film Animasi Merah Putih: One for All Tuai Kritik, Pakar Komunikasi Soroti Pentingnya Kualitas Visual untuk Efektivitas Pesan Nasionalisme

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Film animasi Merah Putih: One for All yang digadang-gadang diproduksi untuk meningkatkan rasa nasionalisme dan persatuan, belakangan menjadi sorotan publik.
Film yang diharapkan mampu menumbuhkan kebanggaan masyarakat terhadap karya animasi lokal, justru menuai banyak sekali kritik akibat kualitas visualnya dinilai belum memenuhi standar.
Pakar komunikasi Universitas Airlangga (Unair) Irfan Wahyudi pun mengingatkan pentingnya kualitas teknis dan estetika dalam karya audio-visual agar pesan yang disampaikan dapat diterima audiens secara maksimal.
“Film, baik animasi maupun non-animasi, harus memenuhi kaidah estetika karena itu berkaitan dengan penerimaan audiens. Ketika visual tidak mendukung, pesan yang ingin disampaikan berisiko tidak efektif,” kata dia, Jumat (22/8/2025).
Irfan menilai kritik publik terhadap Film Merah Putih: One for All merupakan hal wajar, karena masyarakat kini sudah terbiasa dengan standar animasi yang tinggi.
“Yang pertama kali dilihat audiens adalah kualitas visual. Jika itu lemah, pesan heroik atau nasionalisme bisa tertutupi,” ujarnya.
Menurutnya, kualitas visual menjadi pintu masuk bagi audiens untuk meresapi pesan yang dibawa sebuah film.
Perbandingan dengan karya animasi lain yang lebih baik juga menjadi tantangan bagi industri animasi lokal untuk meningkatkan kualitas agar bisa bersaing di tingkat nasional maupun internasional.
Meski demikian, Irfan menekankan satu karya dengan kualitas rendah tidak lantas meruntuhkan citra kreatif bangsa.
"Yang penting adalah kita terus belajar dan meningkatkan kualitas. Jangan sampai satu kasus dijadikan kesimpulan untuk semua karya animasi Indonesia,” tegasnya.
Ia pun mengingatkan rumah produksi agar mengutamakan kualitas teknis sebelum menyampaikan pesan budaya dan nasionalisme, sehingga karya lokal dapat lebih membanggakan di mata masyarakat.