Ratusan Desa di Jatim Terancam Kekeringan, BPBD Siapkan Strategi Antisipasi

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur menyiapkan langkah antisipasi menghadapi ancaman kekeringan dan kebakaran hutan di sepanjang 2025.
Berdasarkan hasil pemetaan, sebanyak 815 desa di 218 kecamatan yang tersebar di 25 kabupaten/ kota masuk kategori rawan kekeringan.
Pejabat Fungsional BPBD Jatim, Sriyono menyebut, meski curah hujan di sebagian besar wilayah Jatim hingga akhir Mei 2025 masih relatif tinggi, potensi kekeringan tetap perlu diwaspadai.
“Sejak 2022 hingga 2024 jumlah desa terdampak memang menurun, namun tahun ini masih ada 815 desa yang rawan,” kata Sriyono dalam konferensi pers di Kantor Diskominfo Jatim, Surabaya, Kamis (11/9/2025).
Pada tahun lalu, Pemprov Jatim sempat menetapkan status siaga darurat kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan (Karhutla). Dari 38 kabupaten/ kota, sebanyak 27 daerah mengumumkan status darurat, dengan 25 di antaranya menerima distribusi air bersih.
Untuk mengantisipasi kondisi serupa, BPBD Jatim menyiapkan beberapa langkah strategis. Di antaranya dropping air bersih menggunakan tandon dan jerigen.
Kemudian pemanfaatan anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) untuk tanggap darurat, optimalisasi anggaran rutin BPBD provinsi untuk status siaga darurat, hingga koordinasi percepatan penetapan status kedaruratan dengan pemerintah kabupaten/kota.
“Kami ingin jika status darurat ditetapkan lebih cepat, maka penanganan bisa segera dilakukan tanpa hambatan,” ujar Sriyono.
Selain kekeringan, BPBD juga mengingatkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Menurut Sriyono, 99 persen karhutla di Jatim dipicu aktivitas manusia, mulai dari perburuan liar hingga pembukaan lahan dengan cara membakar.
“Pencegahan karhutla dilakukan dengan patroli rutin, pemantauan kawasan rawan, hingga sosialisasi penyiapan lahan tanpa bakar,” ucapnya.