Laba Bank Jatim Melonjak 23,5 Persen Jadi Rp1,14 Triliun di Kuartal III 2025

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) terus menunjukkan kinerja positif sepanjang 2025. Per September 2025, total aset Bank Jatim mencapai Rp125,1 triliun, atau tumbuh 17,3 persen year on year (YoY).
Kenaikan ini ditopang penyaluran kredit sebesar Rp80,2 triliun atau naik 29 persen YoY, Dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp99,3 triliun atau naik 13,5 persen YoY, dan pendapatan bunga bersih sebesar Rp5,10 triliun, tumbuh 29,2 persen YoY.
Sementara itu, laba bersih konsolidasi triwulan III 2025 tercatat Rp1,14 triliun, atau meningkat 23,5 persen YoY.
“Pertumbuhan ini menunjukkan daya tahan dan adaptabilitas Bank Jatim di tengah perubahan ekonomi. Kami fokus menjaga kualitas kredit dan keberlanjutan bisnis jangka panjang,” kata Direktur Utama Bank Jatim, Winardi Legowo, Kamis (30/10/2025).
Winardi menegaskan komitmen perusahaan untuk menjadi Bank Pembangunan Daerah (BPD) dengan daya saing nasional, sesuai visi untuk menjadi BPD nomor satu di Indonesia.
“Peningkatan kapasitas bisnis Bank Jatim dilakukan melalui pendalaman ekosistem digital dan pertumbuhan berkelanjutan pada kualitas aset dan liabilitas. Kami memastikan setiap langkah bisnis dilakukan secara prudent, selektif, dan memiliki prospek yang sehat,” ujar Winardi.
Winardi menjelaskan, pada 2025 Bank Jatim berfokus pada tiga sasaran utama. Yaitu peningkatan kualitas aset dan liabilitas, pendalaman ekosistem digital, dan peningkatan skala bisnis melalui ekspansi dan aksi korporasi.
Dalam penguatan digitalisasi, Bank Jatim mengintegrasikan seluruh lini bisnis, mulai dari segmen pemerintah daerah, UMKM, hingga masyarakat umum, ke dalam ekosistem layanan digital JCONNECT yang mudah, cepat, dan aman.
Selain pertumbuhan organik, Bank Jatim juga memperkuat ekspansi melalui aksi korporasi, antara lain pembentukan Kelompok Usaha Bank (KUB) dan penerbitan obligasi berkelanjutan.
Sejak akhir 2024, Bank Jatim aktif melakukan penyertaan modal kepada sejumlah BPD. Setelah mendapat persetujuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk ber-KUB dengan Bank NTB Syariah, tahun ini Bank Jatim melanjutkan proses serupa dengan empat BPD lainnya yang telah menandatangani Shareholder Agreement (SHA).
“Pada 30 September 2025, kami telah menyetorkan modal sebesar Rp100 miliar kepada Bank NTT sebagai bagian dari pembentukan KUB. Kami optimistis OJK akan segera memberikan izin efektif untuk proses konsolidasi tersebut,” terang Winardi.
Di sisi lain, untuk memperkuat struktur pendanaan dan likuiditas, Bank Jatim juga menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap I Tahun 2025 senilai Rp2 triliun. Terdiri atas dua tenor: tiga tahun dengan kupon 6,4 persen dan lima tahun dengan kupon 6,7 persen.
"Penerbitan obligasi ini mendapat respons positif dari pasar dan oversubscribed 1,15 kali," ucapnya.
Salah satu keunggulan Bank Jatim adalah jaringan konvensional yang luas di seluruh wilayah Jawa Timur, ditunjang oleh platform digital JCONNECT yang semakin diminati nasabah.
Pertumbuhan jumlah pengguna dan volume transaksi digital menjadi bukti transformasi digital Bank Jatim berjalan efektif dalam memperkuat konektivitas layanan keuangan masyarakat.
“Ke depan, kami akan terus memperluas jaringan layanan dan memperkuat inovasi digital untuk mempercepat inklusi keuangan di daerah,” kata Winardi.
