Home > Umum

Sistem Kedaruratan Call Center 112 Pemkot Surabaya Jadi Percontohan untuk Diterapkan di IKN

Hanya Call Center 112 Surabaya yang memiliki respon time kedaruratan kurang dari 7 menit
Perwakilan Kemenko Polhukam meninjau langsung Call Center 112 milik Pemkot Surabaya, Selasa (10/9/2024). 
Perwakilan Kemenko Polhukam meninjau langsung Call Center 112 milik Pemkot Surabaya, Selasa (10/9/2024).

SEKITARSURABAY.COM, SURABAYA -- Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya, Agus Hebi Djuniantoro mengungkapkan rencana Kemenko Polhukam menjadikan Call Center 112 Surabaya sebagai percontohan untuk diterapkan di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Jajaran Kemenko Polhukam memang telah melakukan kunjungan ke Surabaya pada 10 September 2024. Tujuan utama dari kunjungan tersebut adalah untuk mempelajari implementasi, komitmen, dan kendala dalam mewujudkan Smart City di Kota Surabaya.

"Jadi nanti di IKN akan dibentuk seperti 911 juga untuk kedaruratan, dan mereka sangat salut dengan Surabaya, karena mereka baru melihat ternyata hanya Surabaya yang terintegrasi dan ada kolaborasi antar OPD," kata Hebi, Sabtu (14/9/2024).

Hebi mengungkapkan, alasan Kemenko Polhukam melakukan kunjungan kerja ke Surabaya adalah karena hanya Call Center 112 Surabaya yang memiliki respon time kedaruratan kurang dari 7 menit.

"Nah ini baru ada di Indonesia, yaitu di Surabaya. Mereka akan menerapkan itu di IKN nantinya," ujar Hebi.

Hebi menerangkan, kelebihan lain dari Call Center 112 ini juga bisa mendeteksi pelaku tindak kriminal bahkan daftar pencarian orang (DPO) melalui kamera CCTV. Hingga saat ini, total kamera CCTV yang terkoneksi dengan Call Center 112 ada sekitar 2.200 unit.

Tidak hanya itu, pemkot juga memiliki program kelurahan tanggap bencana yang tersebar di seluruh kecamatan se-Surabaya. Hebi menjelaskan, bentuk mitigasi yang diadopsi dari Kota Surabaya untuk diterapkan di IKN di antaranya adalah, keselamatan di lingkungan istana presiden dan lingkungan pemerintahan di IKN. Hal ini diterapkan untuk menghindari dan mewaspadai adanya aktivitas yang mencurigakan di lingkungan IKN.

Hebi menyebutkan, sempat memberikan saran kepada Pelaksana tugas (Plt) Deputi Bidkoor Kamtibmas Kemenko Polhukam, Brigjen Pol Asep Jenal Ahmadi agar menerapkan jalur evaluasi kota. Tujuannya, untuk memberikan petunjuk arah kepada warga ketika sewaktu-waktu terjadi bencana di IKN.

"Semisal nanti ada gempa dan sebagainya, itu sudah ada tuntunan ke mana warga harus menuju. Kalau nanti sampai belok ke kanan, kemudian di kanan mendekati bencana itu sudah ada warning," ucapnya.

Hebi mengaku, meskipun Call Center 112 memiliki banyak kelebihan, ke depan pihaknya tetap akan melakukan berbagai peningkatan sarana dan prasarana. Peningkatan yang dilakukan mulai dari jaringan koneksi, komputer, alat deteksi benda di udara, hingga early warning system (EWS) untuk gempa bumi.

"Karena peralatan ini kan sudah dari tahun 2016 ya. Jadi harus diperbarui komputernya, sistem komunikasinya, kemudian juga akses masuk ke CC 112. Kemarin juga sudah komunikasi dengan penyedia 112 supaya ada Whatsapp (WA) bisnis khusus layanan 112, ketika nantinya tidak bisa terkoneksi, bisa melalui WA ini," kata dia.

× Image