Masif Salurkan CSR, Bank Jatim Raih Apresiasi Pada Puncak Peringatan HKJS 2024
SURABAYA -- PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) meraih penghargaan pada puncak peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia (HKJS) tingkat Provinsi Jawa Timur pada Jumat (18/10/2024). Penghargaan tersebut diraih berkat dukungan Bank Jatim dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan mental melalui program CSR.
Direktur Kepatuhan Bank Jatim Umi Rodiyah menjelaskan, dengan berbagai program yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat, khususnya di bidang pelayanan kesehatan, Bank Jatim sejatinya telah berhasil menciptakan perubahan positif dan nyata terutama dalam mendukung percepatan pertumbuhan ekonomi daerah.
"Apresiasi dari Pemprov Jatim ini merupakan bentuk nyata komitmen Bank Jatim dalam mendukung pelayanan kesehatan yang terbaik bagi masyarakat. Sepanjang 2024, kami sangat masif menyalurkan CSR di berbagai wilayah Jawa Timur sebagai bagian dari komitmen Bank Jatim untuk berperan aktif dalam pembangunan daerah, khususnya dalam sektor kesehatan," kata Umi.
Adapun kegiatan CSR Bank Jatim yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan antara lain bantuan mobil ambulan, bantuan alat-alat kesehatan, upaya penurunan stunting, dan sebagainya. Program CSR Bank Jatim di bidang kesehatan tersebut sejalan dengan komitmen perseroan dalam memperkuat aspek environmental, social, and governance (ESG). Sebagai BUMD, kata dia, Bank Jatim memang memiliki tanggung jawab yang mendalam terhadap pembangunan berkelanjutan di Jawa Timur maupun Indonesia.
"Kami berharap kegiatan CSR di bidang kesehatan yang telah dilakukan oleh Bank Jatim dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat Jawa Timur," ujarnya.
Pj. Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Timur Isye Adhy Karyono menambahkan, tema peringatan HKJS kali ini yaitu 'Saatnya Prioritaskan Kesehatan Jiwa di Tempat Kerja.' Tema tersebut mengingatkan akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental di berbagai kalangan, terutama bagi para pekerja.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan bahwa 1,2 persen pegawai swasta dan 0,7 persen PNS, TNI, Polri, serta karyawan BUMN/ BUMD di Indonesia mengalami masalah kesehatan mental. Ia pun menegaskan komitmennya dalam upaya menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental itu penting.
"Organisasi harus mampu mengimplementasikan kebijakan yang ramah mental, memberikan pelatihan tentang menjaga kesehatan mental, dan menyediakan pertolongan pertama bagi keluarga dan teman yang mengalami masalah mental," ucapnya.
Melalui acara ini, Isye berharap masyarakat lebih sadar akan pentingnya kesehatan mental. Tidak hanya itu, Isye juga mengajak masyarakat untuk menghilangkan stigma buruk terhadap kunjungan ke rumah sakit jiwa.
"Edukasi kepada masyarakat sangat penting, agar tidak tabu lagi, tidak menjadi stigma buruk lagi. Misalnya ada yang ke RSJ, itu tidak menjadi dicap bahwa dia gila. Tapi ada kondisi lain seperti stres, depresi, atau gangguan dari kehidupan sehari-hari yang perlu diatasi secara profesional," kata dia.