SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Brand thai tea ternama asal Thailand, ChaTraMue, resmi membuka gerai pertamanya di Indonesia, tepatnya di Galaxy Mall 1 Surabaya. Peresmian dilaksanakan Sabtu (26/7/2025).

Kehadiran gerai ini pun disambut antusias masyarakat yang rela antre panjang sejak pagi. ChaTraMue menghadirkan 21 varian rasa, mulai dari original drinks, special drinks, hingga coffee series, dengan harga mulai dari Rp 35 ribu.

Seluruh bahan baku, termasuk bunga teh, diimpor langsung dari Thailand untuk menjaga cita rasa autentik.

“Bahan-bahan kami 100 persen dari Thailand, jadi rasa tehnya khas dan beda,” ujar perwakilan ChaTraMue Indonesia, Tiffany Oscar.

Tiffany menjelaskan, Surabaya dipilih sebagai kota pertama ekspansi karena tingginya minat masyarakat terhadap minuman otentik Asia. Sebelumnya, ChaTraMue sempat mengikuti bazar di Surabaya dan diserbu pembeli. Bahkan, salah satu pembeli memborong hingga 100 gelas thai tea untuk layanan jastip (jasa titip).

“Melihat antusiasme saat bazar, kami yakin Surabaya punya potensi besar. Ini kota terbesar kedua di Indonesia dan daya beli konsumennya kuat,” tambah Tiffany.

ChaTraMue telah memiliki lebih dari 210 gerai di Thailand dan 80 gerai di berbagai negara. Di Indonesia, mereka menggandeng PT Kuliner Andalan Indonesia sebagai pemegang lisensi resmi dan menargetkan pembukaan 1.000 gerai dalam beberapa tahun ke depan.

“Selain membawa produk berkualitas, kami juga ingin membuka lapangan pekerjaan baru di berbagai daerah,” kata Tiffany.

Dalam rangka pembukaan, ChaTraMue mengadakan promo khusus selama seminggu yang diumumkan melalui akun Instagram resmi mereka, @chatramueidnofficial.

Salah satu pengunjung, Ridha Dinda, mengaku rela antre demi mencicipi langsung rasa autentik ChaTraMue.

“Saya penasaran karena dulu saat event bazar nggak kebagian. Katanya rasanya beda, dan memang dari Thailand langsung,” ucapnya.

Kehadiran ChaTraMue di Surabaya dinilai tepat waktu seiring dengan tren konsumsi teh global yang terus meningkat. Berdasarkan laporan FAO, konsumsi teh dunia diprediksi mencapai 7,44 juta ton pada 2025, dengan nilai pasar meningkat dari Rp 3,3 triliun pada 2022 menjadi Rp 4,4 triliun.